Saling nasihat menasihatilah kamu dalam kebajikan



Masa depan seseorang banyak ditentukan oleh kemampuan dirinya dalam mengatasi berbagai kesulitan di masa sekarang. Banyak orang-orang yang siap dan tahan bantingan di masa silam ia ternyata pantas untuk meraih sesuatu kemenangan sekarang.

Jumat, 23 April 2010

LOVE IS BLIND

Adinda,
Jika memang cinta itu buta
Bukankah itu keindahan cinta

Cinta bukanlah satu atau dua

Cinta bukanlah kamu atau aku

Dan cinta bukanlah mereka

Tapi cinta adalah kita

Tuan ini memang buta

Buta mata

Juga buta harta

Tapi apalah itu semua

Ketika tuhan menitipkan cinta

Bukan satu atau dua

Cinta adalah kita

Marilah kita bersua di pelaminan jua


Masih kuingat dan kusimpan email tersebut karena itulah jawaban atas semua tanyaku... Dan inilah perjalanan cintaku……………………………..
Namaku adinda. Aku berkerja sebagai pengajar di salah satu perguruan tinggi. Di samping itu aku juga menjalankan usaha yang telah dirintis oleh kedua orangtuaku. Mungkin sudah saatnya aku memilih calon untuk dijadikan pasangan hidup. Adikku saja sudah melepaskan masa lajangnya sekitar setahun lalu. Namun aku belum menemukan seseorang yang tepat yang bisa mengarungi rumah tangga dengan diriku. Mungkin aku masih mencari lelaki yang terbaik yang akan menemani hari-hariku kelak.

Malam itu ibu menjadwalkan sebuah pertemuan aku dengan seorang lelaki yang merupakan anak dari salah sorang rekan kerjanya. Ini bukanlah kali pertama aku mengikuti pertemuan perjodohan yang dirancang oleh ibu. Tapi tidak ada seorangpun yang membuat hatiku tertarik. Namun aku sulit untuk menolak pertemuan itu karena ibu sangat menginginkan aku segera menikah.

=======================================

Esok harinya, dita yaitu salah seorang teman semasa kuliah mengajakku untuk menghadiri sebuah talk show mengenai kreativitas pendidikan di Indonesia.

Awalnya sih aku agak jenuh dengan talk show tersebut tapi setelah sesi kedua yang menghadirkan dua orang tokoh pendidikan, aku jadi bersemangat untuk menyaksikannya. Tepatnya pukul 14.30 sesi kedua dimulai. Pada talk show tersebut dihadirkan dua orang laki-laki yang bergelut dalam dunia yang sama. Yang pertama biasa dipanggil mas yudi dan yang kedua bernama mas haris.

Mereka memiliki pandangan yang luar biasa mengenai pendidikan dan mereka memang mempunyai pengalaman kerja yang sudah panjang dalam dunia tersebut. Mungkin apabila dilihat sepintas tidaklah berbeda antara kedua orang tersebut. Tapi setelah beberapa menit kemudian barulah sadar bahwa mas haris itu memiliki keterbatasan yaitu tidak dapat melihat.

Secara fisik mereka memang memiliki wajah biasa dan mereka hanya seorang guru. Tapi mereka memiliki pandangan kedepan tentang bangsa ini. Profesi mas haris sehari-hari adalah seorang guru SLTA khusus bagi anak-anak yang memiliki keterbatasan yang sama dengan mas haris. Sedangkan mas yudi mengajar di SLTA dan dilembaga pendidikan khusus untuk anak-anak penyandang cacat

=====================.

Setelah tiga bulan dari perjumpaan itu, aku, mas haris dan mas yudi di pertemukan kembali dalam sebuah project bantuan pendidikan di sebuah daerah di Sumatra. Dan saat itulah awal dari pertemanan kami. Walaupun Project tersebut berjalan singkat yaitu sekitar 1,5 bulan tapi jalinan komunikasi kami yaitu para anggota yang bergabung dalam kegiatan tersebut masih terus berjalan. Dan sampai setahun berlalu kami masih sering mengadakan kegiatan bersama.

Waktu yang kami jalani bersama membuat aku mengerti akan makna hidup dan apa arti sebuah nikmat.

Dan entah mengapa semakin seringnya aku mengikuti kegiatan bersama dengan si fulan ada sesuatu yang mengusik ketenangan hatiku. Semua yang terasa biasa menjadi luar biasa. Si fulan memberikan aku banyak pelajaran hidup. Dan di setiap kata yang terucap memberikan ketenangan untuk diriku.

Memang kami dipertemukan dengan cara yang sederhana dan perasaan ini mengalir dengan sederhana pula. Mungkinkah ini perasaan cinta atau sebuah perasaan seketika?

========================

Hari ini sebuah LSM yang aku tergabung di dalamnya mengadakan kegiatan di rumahku. Hampir semua rekan-rekan datang dan tidak terkecuali mas yudi dan mas haris. Satu persatu dari rekanku berkenalan dengan kedua orang tuaku. Orang tua ku memang sengaja berbaur pada hari itu. Hal ini mereka lakukan karena aku pernah mengatakan kepada ibu bahwa aku telah jatuh hati pada salah satu temanku yang hadir hari ini. Dan ibuku pernah mengatakan kepada siapapun hatiku berlabu dia akan menyetujuinya.

Dan sekitar pukul 20.00 wib setelah makan malam, pertemuan tersebut pun rampung dan kami akan mengadakan kegiatan yang sama untuk awal tahun depan.

Sehabis pertemuan tersebut ibuku langsung menanyaiku kepada siapa gerangan hatiku berlabu. Tetapi aku belum berani memberitahukan kepada ibu siapa si fulan yang aku maksud karena akupun belum yakin dan masih mempertanyakan persoalan ini pada Allah semata.

Entah mengapa ada yang berbeda dengan si fulan……..kenapa dia yang selalu membuat hatiku bergetar…..kenapa di setiap kata yang ia ucap begitu damai terdengar? Setiap pertemuan dengan si fulan banyak sekali pelajaran yang aku dapat. Wahai Allah yang menggenggam siang dan malam, Engkaulah yang mengetahui yang terbaik untuk hambamu ini…….maka berikanlah jodoh lelaki yang sholeh pula…..dan apabila si fulan memang jodohku perkuatlah cinta ini…dan apabila si fulan bukanlah jodohku maka hilangkanlah rasa di dada ini.



Entah mengapa si fulan serasa berbeda dengan lelaki kebanyakan yang aku kenal. Beliau sangat santun dan tidak pernah mempersoalkan apapun yang saya miliki. Ya dengan kata lain aku sangat mengaguminya. Tapi entah mengapa rasa kagum ini berubah menjadi rasa ingin memiliki orang itu menjadi pemimpin di kehidupanku kedepannya.

=============================

Ibu sudah mulai berniat melakukan perancangan perjodohan untuk diriku lagi. Hal ini ibu lakukan karena aku belum memberi tahu siapa orang yang memang sedang aku sukai sekarang.

Akhirnya aku merencanakan makan malam dimana orang tuaku hadir begitupun fulan yang akan aku beritahu bahwa aku jatuh hati padanya.

Ya malam itu tepat pukul 19.30 kami telah berkumpul di salah satu resto di bilangan Jakarta Selatan. Selain keluargaku yang hadir, aku pun turut mengundang mas yudi dan mas haris. Semua berjalan dengan lancar dan semua tampak akbrab satu sama lain. Hingga ibu menanyakan suatu hal….

“jadi, kapan din kamu mau memperkenalkan calon mu………..”


“em…”

“wah brarti dinda sudah punya calon toh……”potong mas haris

“ia, kata dinda dalam jamuan makan malam ini dia mau memperkenalkan calonnya” sahut Adikku
“ih ibu, nanti saja” sahutku dengan berbisik

“loh kok gitu inget loh perjanjian kita” balas ibu

Oh iya lupa aku punya janji dengan ibu kalau sampai malam ini aku tidak memberitahu beliau siapa gerangan si fulan maka aku harus mengikuti acara perjodohan itu…..duh gimana yah….

“kok malah diem…semua orang nungguin kamu bicara non…”sambung ayahku

“em…..bissmillahirahmanirahim..” pelan suaraku memulai

“sebelumnya aku minta maaf kepada semuanya, mungkin inilah keputusan aku setelah Allah menjawab dari setiap tanyaku, ibu……..ayah…….em…..si fulan yang saya maksud orangnya sangat baik , beliau sangat taat kepada agama, beliau mengerti akan memaknai hidup ini dan beliau……..yaitu mas Haris.”jawab ku

Saat itu semua orang terdiam dan tiba-tiba,

“hahahahha……..bisa ja kamu bercanda…kesian orang tua mu sudah menunggu” sambung mas Haris

Semua orang yang di jamuan tersebut pun sontak tertawa dan mengira aku bercanda.

“tidak, aku tidak bercanda, aku memang menginginkan mas haris menjadi suamiku kelak” jawabku menegaskan

“kamu jangan bercanda din!” sudah mulai tinggi nada suara ibu

“ibu pernah bilang ke aku bahwa ibu akan senang siapapun yang aku pilih……..bener kan?”tanyaku pada ibu

“i..ia ibu pernah bilang tapi…..bukan ini yang……..”jawab ibu agak emosi

“bukan apa bu…….kita semua sama memiliki kelebihan dan kekurangan dan di mata tuhan kita semua sama…….bukankah siapapun pantas memilih dan memiliki pasangan.”jelasku

“sudah lebih baik kita bicarakan di rumah, ayo yah kita pulang”sahut ibu

Dengan marah ibu pulang. Dan disusul oleh ayah dan adikku. Seperti biasa Ayah adalah orang yang demokratis. Dia akan mendukung apapun yang aku pilih. Dan begitupun dengan adikku yang mengikuti kedua orang tuaku untuk langsung meninggalkan tempat itu.

“mas yudi, mas haris maaf ya atas kejadian ini…dan sebelumnya maaf mas haris aku tidak merundingkan masalah ini terlebih dahulu tapi aku mohon mas haris memikirkan ucapan aku barusan”terangku

“maaf dinda, sepertinya kamu salah orang………mungkin kamu memang pantas untuk aku tapi aku tidak pantas untuk kamu. Banyak di luar sana lelaki yang baik, sukses dan sempurna yang pantas untuk kamu”jawab mas haris

“bukanlah kita yang menentukan pantas atau tidak seseorang menjadi pasangan hidup tapi allah lah yang akan menentukan baik atau tidak nya seseorang menjadi pasangan hidup kita…….bukankah mas haris pernah mengatakan hal itu kepada Dinda….maaf mas jika aku memaksa, tapi aku meminta agar mas haris meminta jawaban hal ini kepada Allah dan apabila memang keputusan mas haris tetap tidak. Maka akupun tidak memaksa dan berharap pertemanan kita tidaklah putus”terangku

em…….maaf menyela sebentar, lebih baik kita pulang dahulu dan kalian menenangkan fikiran dahulu, pikirkan hal ini secara matang dan carilah solusi yang terbaik untuk hal ini karena kalian sudah sama-sama dewasa.” Sela mas yudi

Setelah itu aku langsung meningalkan mas haris dan mas yudi dan meninggalkan segala kegalauan di hati mas haris.

Sesampainya di rumahpun ibu langsung menghakimi aku dan terus membanding-bandingkan aku dengan adikku.


Sebulan, dua, tiga bulan…….tidak ada kabar lagi dari mas haris. Akhirnya aku memutuskan untuk melanjutkan doktorku di salah satu universitas di Australia. Keputusan ini memang berat tapi dengan kejadian ini ibu yang tadinya giat memaksaku untuk menikah malah berganti mendukungku untuk melanjutkan pendidikan kembali.
Dua tahun sudah aku menjalani masa pendidikanku dan kudengar mas yudi sudah menikah . Dan apa kabar mas Haris ya……mungkinkah ia telah menikah pula.
Hari ini aku tiba di Jakarta dan seluruh keluargaku menjemputku di bandara. Dua tahun terasa begitu singkat dan dua tahun aku mencoba mencari ketetapan hati.
Sesaimpainya di rumah aku menuju kamar yang sudah lama tidak aku singgahi. Ternyata masih sama, kamar ku yang dahulu.
Dan ternyata dua tahun aku pergi banyak sekali surat yang datang dan di taruh rapih oleh si mbok di meja kerjaku. Satu persatu ku baca sekilar surat tersebut dan tiba-tiba aku terpaku oleh sebuah suat yang jelas siapa pengirimnya di muka surat.
Surat tersebut dari seoang yang bernama Muhammad Haris, Saat kubaca surat tersebut ternyata surat itu di kirim sebulan setelah keberangkatannku ke Australi….. kemudian langsung ku baca surat itu ……

Assalamualaikum adinda
Adinda,
Jika memang cinta itu buta
Bukankah itu keindahan cinta
Cinta bukanlah satu atau dua
Cinta adalah kita
Tuan ini memang buta
Buta mata dan harta
Tapi apalah itu semua
Ketika tuhan menitipkan cinta
Bukan satu atau dua
Cinta adalah kita
Marilah kita bersua di pelaminan jua

Suratnya begitu singkat tapi penuh makna…ternyata dia menerimaku……. Tapi kini sudah terlambat. Mungkin dia sudah menemukan orang yang tepat untuk dirinya.
=========================
Seminggu kepulanganku aku sudah mulai dengan kegiatan lama menjalankan usaha keluarga dan aktif mengajar kembali. Saat aku mulai membuka email dan browsing internet tiba-tiba ada surat masuk di inboxku dan ternyata dari mas Haris dan isinya pun sama dengan surat yang pernah dia kirim………….
Assalamualaikum adinda
Adinda,
Jika memang cinta itu buta
Bukankah itu keindahan cinta
Cinta bukanlah satu atau dua
Cinta adalah kita
Tuan ini memang buta
Buta mata dan harta
Tapi apalah itu semua
Ketika tuhan menitipkan cinta
Bukan satu atau dua
Cinta adalah kita
Marilah kita bersua di pelaminan jua

Akupun segera membalas email mas Haris:
Assalamualaikum mas haris…
Maaf atas kepergianku 2 tahun lalu…….dan mungkin sudah terlambat bagi ku untuk menerima pinanganmu. Karena mungkin sudah ada orang lain yang berada di hatimu…

Tak lama dari setelah ku kirim email tersebut, kembali dia membalas..
Walaikum salam……
Tidak perlu ada kata maaf dan terlambat karena kita masih tetap orang yang sama, aku masih sendiri dan sedang menunggu seorang gadis bernama Adinda Kirana

Ternyata selama 2 tahun ini mas haris dengan setia menungguku dan akupun tidak ingin membiarkannya menungguku lagi dan inilah jawabanku dalam sebua email singkat :
Jika bukan satu atau dua
Cinta memang tak terbilang
Tapi cinta sangat berharga
Jadi kapan mas haris datang….
Heheheh
Maaf ya mas haris, aku jadi terkesan terburu-buru. Kita sudah sama-sama tahu jika memang sudah ada niat janganlah di tunda-tunda selain itu ibu berusaha menjodohkan aku dengan kerabat jauh.

Assalamualaiku…Maaf dinda untuk 1 sampai 2 minggu kedepan aku masih di Surabaya karena ada tugas dari yayasan. Insyaallah bulan ketiga aku dan kedua orang tuaku akan datang menemui kedua orang tuamu.” Jawab mas Haris melalui telepon

Walaikumsalam, Baik mas haris aku akan bilang kepada ayah dan ibu. Dan semoga Allah mempermudah urusan kita. Amin………”

Tepat pada minggu ke3 mas haris datang kerumah untuk melamarku dan sudah ku duga ibu sangat kecewa karena dia mengira aku sudah tidak memikirkan hubunganku dengan mas Haris lagi. Tetapi pada saat itu aku sangat bersyukur memiliki ayah yang mengerti aku. Ayah memang agak kecewa dengan pilihanku tapi dia menerima pinangan mas haris untuk aku.

Berserlang 2 bulan dari lamaran tersebut kamipun menggelar akad nikah. Sangat berbeda dengan pesta pernikahan adikku dimana pesta tersebut diadakan secara besar-besaran, sangat mewah, dan semua kerabat maupun kolega orang tuaku di undang. Sedangkan pernikahan aku dengan mas haris hanya mengundang kerabat dan teman dekat saja. Ibuku pun menghadiri pernikahan aku pada saat akad saja setelah itu dia langsung pulang dengan kesal.
Akupun sempat mengirimi ibu sepucuk surat sehari sebelum akad dilaksanakan :
“ibu ku tersayang,
Tahukah ibu……….
Dari dahulu aku adalah adinda yang sayang dan cinta ibu
Oleh karena itu,
Maaf jika adinda membuat ibu kecewa
Maaf jika adinda membuat ibu malu
Maaf jika adinda membuat ibu marah
Maaf jika adinda bukan anak berbakti
Maaf jika adinda tidak patuh
Maaf jika adinda tidak seperti ade
Maaf jika pilihanku berbeda dengan ibu
Maaf aku telah melakukan itu semua
Maaf , maaf, dan maaf ibu
Dan ibu tahukan……..
Aku sedih ketika aku melakukan itu
Tapi inilah jalanku
Dan dari dahulu dan sampai mati aku adalah dinda yang sayang dan cinta ibu.

Dan karena sepucuk surat tersebut akhirnya ibupun hadir di acara pernikahanku walaupun sebentar.
==========================
18 tahun sudah kami menikah dan itu bukanlah waktu yang singkat untuk meyakinkan ibu akan pilihanku karena setiap kali kami bertemu dia masih terus mengungkit-ungkit pernikahanku dan masih saja membanding-bandingkan dengan adikku.
Mungkin inilah jalan hidup ku tapi yang jelas aku bahagia bisa hidup dengan suamiku dan 3 anakku. Aku masih menagajar di perguruan tinggi dan aku sudah tidak menjalankan usaha keluarga karena masalah pernikahanku ini mengenai kehidupan bisnis tersebut beralih dijalankan kepada suami adikku.. dan mengenai aku dan suami, kami telah mendirikan sebuah yayasan untuk anak penyandang cacat.
Dan untuk hari-hari kedepannya Allah lah yang tahu yang jelas aku akan terus berusaha meyakinkan ibu inilah jalanku cinta memang buta tapi hatiku tidak lah buta ……….

23 April 2010
By : Irma

By : irma yang selalu mencintai Allah…
Sumber (hak cipta/copy right) : 
irma listiani
(mamie-irma.blogspot.com)
(mo copas tulisan ini???monggo asal tulis sumbernya yahhhhh n follow my blog)

2 komentar:

  1. Salam kenal dari keluarga bahagia. semoga kita di jalan yang lurus selamanya.

    BalasHapus
  2. cinta memang buta....tapi jangan dibutakan oleh cinta....

    cinta buta itu terkadang indah juga...:D

    BalasHapus