Saling nasihat menasihatilah kamu dalam kebajikan



Masa depan seseorang banyak ditentukan oleh kemampuan dirinya dalam mengatasi berbagai kesulitan di masa sekarang. Banyak orang-orang yang siap dan tahan bantingan di masa silam ia ternyata pantas untuk meraih sesuatu kemenangan sekarang.

Jumat, 17 September 2010

JUNE to JULY



     Selama dua puluh tiga tahun hidup ku terasa bahagia dan sempurna. Ayah, ibu, kakak dan teman-teman yang aku cintai mengililingi hidupku. Mengenai pendidikan dan pekerjaan telah aku raih dengan baik. Ibuku seorang ibu rumah tangga dan Ayahku seorang pensiunan dari sebuah bank negeri dan sekarang berusaha mencoba peruntungannya dalam kancah perpolitikan. Bukan mencalonkan diri menjadi presiden, anggota parlemen, bupati ataupun wakilnya tapi ayahku mencalonkan diri menjadi ketua rukun tetangga atau yang sering kita kenal RT. Kakakku seorang arsitek dan beliaupun sudah memiliki seorang istri dan seorang anak. Aku sendiri belum memiliki pendamping hidup tapi yang jelas every day is happy and perfect to me. Tapi sejak tragedy hari itu hidup ku bagaikan sebuah susunan puzzle yang sudah lengkap menjadi kepingan-kepingan puzzle yang harus aku susun kembali.



Sabtu, 16 agustus
Hari ini berawal dalam rangka menyambut HUT RI karena ayahku seorang wakil rakyat alias ketua RT dengan sepakat tuh para remaja karang taruna di lingkungan rumahku menunjuk aku sebagai ketua acara family gathering ke sebuah pantai wisata di daerah jawa barat. Seenaknya ajah kan, maen asal tunjuk padahal aku kan bukan remaja lagi.
Dari awal permulaan tunjuk menunjuk ketua panitia ini merupakan awal sebuah permasalahan hidupku dan awal dari wisata hari ini….
Kami, alias seluruh warga RT. 05 yang diketuai oleh ayahku sebagai ketua RT dan aku menjadi ketua kegiatan famili gathering berangkat pukul 07.00 WIB dengan suka cita menuju tempat wisata yang kami rencanakan.
Setelah sampai di tempat tujuan kamipun mulai menjalankan serangkaian acara yang memang sudah kami susun bersama. Dari mulai acara sambut menyambut alias sambutan dari ketua RT dan ketua panitia acara, dilanjutkan games, pembagian door price, ramah tamah dan acara bebas.
Dengan usaha yang keras aku menyusun dan menjalankan acara ini sampai akhirnya yaitu pada saat kumpul bersama untuk menutup jalan-jalan tahun ini. Dan tiba-tiba dari arah selatan ada suara minta tolong seorang gadis yang tenggelam di laut.
Tanpa pikir panjang dan sebagai tanggung jawabku sebagai ketua acara maka aku segera berlari kearah datangnya suara dan segera menceburkan diriku ke dalam laut untuk menolong gadis tersebut.(ala-ala baywatch.com)
Dengan susah payah dan nafas terengah-engah aku meraih tubuh gadis itu dan segera aku bawa ketepi pantai. Setelah sampai ditepi semua orang telah menunggu dan mengelilingi kami untuk mengetahui keadaan kami berdua.
Langsung saja gadis itu aku serahkan kepada orang tuanya dan aku pun meninggalkan keramaian dan menjatuhkan tubuhku di atas hamparan pasir putih untuk sekedar mencari nafas yang setengah habis.
Kupejamkan mata dan tiba-tiba ada sesuatu yang mendarat di bibirku…….
“tidak!!!!!”
ahh syukurlah kamu sudah sadar…”jawab lelaki itu
dasar tidak sopan, akan aku laporkan kamu ke polisi dalam pasal pelecehan perempuan” jawabku marah
“pelecehan?? Aku Cuma mau niat bantuin kamu”dengan nada bingung lelaki itu menjawab omelanku
bantuin apa…?aku tadi sedang tidur”
“loh bukannya kamu yang tadi minta tolong, yang tenggelam itu?”
“bukan!! Eh kamu ga lihat gadis itu yang dikelilingan orang banyak yang hampir tenggelam."sambil menunjuk ke arah keramaian aku menjelaskan siapa yang tenggelam.
“jangan-jangan kamu Cuma mau cari alasan saja, mencuri kesempatan dan berbuat melecehkan perempuan dengan seenaknya.”
”tidak, sumpah demi tuhan aku tidak bermaksud, maafkan aku July”
“da..dari mana kamu tahu nama aku, apa kamu penguntit? Jangan dekat-dekat atau aku teriak”
“ma…maaf..aku bukan penguntit. Aku ikut rombongan kamu…”
“apa! Ikut..?! semua remaja, tua, muda di RT ku, aku mengenalnya semua”
anu…sepupu aku si rudi dia warga RT kamu terdaftar sebagai peserta acara ini tapi karena ada tugas dari kantornya jadi dia tidak bisa hadir dan aku menggantikan dia untuk ikut acara ini dan rudi sudah memberi tahu ayahmu bahwa aku sebagai penggantinya. Kalau tidak percaya ini kartu namaku”dengan panjang lebar lelaki di depanku menjelaskan siapa dirinya sambil menyodorkan sebuah kartu nama kecil ke arahku
“m..baik aku percaya dengan ceritamu tapi yang jelas sampai kapanpun aku tidak akan menerima atas tindakkan mu tadi dan aku tegaskan lagi jangan sampai orang lain mengetahui kejadian ini, kamu mengerti?!”aku menerima jawaban lelaki itu dan menerima kartu nama kecil yang ia berikan kepadaku dan tertera bertuliskan nama besar di tengah atas kartu nama itu yaitu “JUNE”.
“i..ia July maafkan aku sekali lagi”
Sehabis percakapan sengit itu aku langsung meninggalkan lelaki itu dan menuju keramaian warga dan segera untuk menutup acara jalan-jalan kali ini.

**********
Seminggu berselang dari kejadian itu ternyata gossip terlah beredar luas dikampung ku. Ternyata ada seseorang yang melihat kejadian pada sore itu tepatnya tgl 16 agustus pukul 16.15. Orang itu adalah tetanggaku yaitu istri dari saingan ayahku dalam bursa calon mencalon jadi ketua RT.
Kabar tersebut sampailah di telinga ke dua orang tuaku dan sampai pula di telinga ke dua orang tua JUNE.
Dari desas desus ini dan dari kabar angin yang beredar membuat orang tuaku meradang dan meminta agar JUNE bertanggung jawab. (duh lebay banget sih….)
Orang tua JUne adalah ketua RT 06 sehingga mereka pun malu atas kejadian ini dan sepakat untuk menikahkan aku dengan June pula. (ahhh makin lebay ajah situasinya)
Aku sudah menjelaskan duduk perkara alias kejadian yang sebenarnya ke pada kedua orang tuaku dan kepada ke dua orang tua JUNE tapi karena kedua orang tuaku merasa malu akan kejadian tersebut dan singkat cerita aku dinihkahkan dengan lelaki itu.(jaman apa sih sekarang…..masih ajah ada yang namanya kawin paksa….)

*********
Hari ini adalah hari pernikahanku dengan lelaki itu….sampai hari ini aku masih terus memanggilnya lelaki itu karena benar-benar belum mengenalnya betul sosok dirinya.
Rasanya kacau benar hari ini, beda dengan calon pengantin yang lainnya yang merasakan deg-degan karena bahagia. Tapi aku……….
Acara sambut menyambut sedang dilangsungkan dari mulai petasan, lempar-lempar pantun tapi yang sangat aku sayangkan kenapa tidak ada lempar bom di acara ini sehingga batal upacara pernikahan ini.
Saat acara sambut menyambut di laksanakan tanpa sadar aku hanya sendiri di kamar ini dan tanpa pikir panjang lagi aku segera melarikan diri melalui jendela kamar. Dalam hitungan 15 menit aku sudah sampai di depan gang. Dengan berbekal handphone dan beberapa uang tunai sekaligus kartu ATM di dompet tidak menyurutkan langkahku. Tanpa tujuan dan tanpa arah aku menaiki sebuah taxi dan mencoba mecari ke mana angin akan membawaku.
Dan pilihanku jatuh pada sebuah tempat transit yang aman yaitu rumah sahabat lamaku ketika SMA yang bernama MILA. aku dengar dia sedang hamil tua jadi tidak bisa menghadiri pernikahanku hari ini.
Saat aku ketuk pintu rumahnya dan lama menunggu di depan teras rumah tidak ada jawaban dari dalam rumah.  ah...sempat surut niatku dan mencoba angkat kaki dari tempat TKP untuk mencari tempat transit lainnya.  kemudian ada sosok wanita dengan terengah-engah membukakan pintu dan tidak lain dan tidak bukan lagi wanita itu adalah MILA. Mila sangat terkejut ketika melihat diriku, ya jelas saja masa pengantin yang akad nikahnya sedang dilangsungkan berada di depannya.
Saat aku dipersilahkan masuk kemudian aku menjelaskan duduk persoalannya dan Mila pun percaya akan ceritaku.
Tapi ternyata pelarianku yang berhujung di kediaman Mila bukanlah keputusan yang baik karena dalam kondisi hamil tua, suami Mila ternyata tidak ada alis melarikan diri dengan simpanannya. Menyedihkan bukan…? Padahal Mila dan suaminya sudah merajut kasih atau yang lebih kita kenal pacaran sejak SMP. Bayangin cinta yang sudah terbina bertahun-tahun dan ketika sang istri mengandung eh si suami malah melarikan diri.
Kalau dilihat dan dirasakan secara seksama kondisi Mila lebih menyedihkan dibandingkan aku yang melarikan diri dari kawin paksa. Padalah aku sudah merasa inilah cobaan terberat dalam hidupku tapi ketika melihat kondisi Mila ternyata ada yang lebih berat beban hidupnya dari pada diriku.

--------------------
3 hari berlalu dari acara lariku dari kawin paksa dan selama itupula aku menjaga Mila sahabatku yang sudah memasuki saat-saat menegangkan dalam pase hidup seorang perempuan yaitu melahirkan.
“July!!” teriak Mila siang itu dari arah kamar mandi
Ia Mila.”dengan panik aku berlari menuju arah suara Mila
“July tolong…panggil ambulan, aku sudah mau melahirkan”dengan nafas terengah-engah Mila mengatakan akan………M-E-L-A-H-I-R-K-A-N…..
Mendengar kata melahirkan aku langsung panik. Siapa yang harus ku hubungi dan rumah sakit mana untuk tempat bersalinnya MILA. Memikirkan ini itu aku malah terdiam berdiri terpaku hanya melihat Mila yang sedang duduk dilantai kamar mandi.
July!!! Tolong aku, jangan diam!! Tolong kamu telepon rumah sakit bersalin yang yang ada di buku kecil di atas meja di kamarku”tegas Mila menyadarkan aku untuk segera bergerak cepat.
“ia Mila, baik aku segera menelepon rumah sakit itu”jawabku langsung dan berlari ke arah kamar Mila
Ketika aku mencoba menghubungi nomor rumah sakit bersalin yang ada di sebuah buku kecil milik Mila tiba-tiba ada suara bel pintu berbunyi. Dengan berkeyakinan bahwa mungkin aku bisa meminta tolong dengan orang di luar sana untuk mengangkat tubuh Mila yang tergolek di lantai kamar mandi maka dengan segera aku membuka kan pintu.
Dan saat aku membuka pintu ternyata ada sesosok manusia yang tidak asing lagi.
“July, alhamdulillah ayo kamu harus pulang…ayah kamu…”suara lelaki itu langsung menyambar ketika melihat sosok diriku
“June, tolong aku, temanku mau melahirkan dan tolong angkat tubuhnya” tanpa basa basi aku menarik tangan June sampai di depan tubuh Mila.
Dan ternyata kehadiran June tidak membantu sama sekali dalam situasi kali ini. Ketika berada di depan Mila dan melihat Mila bersimbah darah, June malah…malah,,, pingsan.(makin ngerepotin aja nih orang)
“June,June, bangun…dasar “sambil menggoncang-goncangkan badannya aku mencoba membangunkan June yang tergeletak di depan kamar mandi.
Situasi makin parah karena ada dua orang yang harus di gotong yang pertama Mila dan yang kedua June.
Aku mencoba menelepon rumah bersalin tapi karena memakan waktu untuk perjalanan ke sini maka aku mencoba meminta pertolongan kepada tetangga sebelah.
Dan akhirnya beberapa bapak-bapak dan ibu-ibu berusaha menolongi kami yaitu sebagian mengantarkan Mila ke rumah sakit terdekat dan termasuk mengantarkan June juga ke rumah sakit terdekat.
Sekitar 15 menit di rumah sakit akhirnya Mila melahirkan seorang bayi perempuan. Betapa leganya hatiku mendengarkan kabar bahwa Mila dan anaknya sehat dan baik-baik saja.
“Mila, maaf aku belum menghubungi orang tuamu atau sanak keluargamu karena aku tidak tahu nomor telepon mereka”terangku pada Mila

Mendengar perkataanku tadi Mila langsung menangis dan aku tidak tahu kenapa.
aku malu Jul…aku malu kepada ke dua orang tua ku..”
“malu kenapa? Bukannya orang tuamu pasti senang melihat anaknya telah melahirkan seorang cucu perempuan yang cantik?
“sebenarnya….. orang tuaku tidak menyetujui pernikahan aku dengan Gilang. Aku dan Gilang telah kawin lari dua tahun lalu dan sekarang Gilang malah meninggalkan aku Jul. apa jadinya kalau orang tuaku tahu keadaanku sekarang, mungkin mereka akan marah atau menertawai kehidupan bodohku ini..”dengan tertatih Mila menjelaskan kisah pernikahannya dengan Gilang.
“Kamu salah Mil…mungkin kamu memang jalan yang kamu pilih salah tapi mungkin ini kabar menggembirakan untuk ke dua orang tuamu apalagi kamu anak tunggal pasti orang tuamu bahagia kan….bisa saja ini sebuah jalan untuk memperbaiki hubungan kamu dengan orang tuamu. Mana sini nomor orang tuamu dan aku akan menghubungi mereka.” Terangku.
Kemudia Mila langsung menekankan sebuah nomor telepon di HP ku dan tak lama telepon ku bersambut dan ada seorang ibu yang menjawab dari sana. Dan wanita tersebut adalah ibunya Mila. Beliau berjanji akan segera datang ke rumah sakit.

20.05 WIB ibundanya Mila datang untuk menjenguk dan melihat kondisi Mila beserta bayinya. Malam itu tangis sedih dan bahagia telah bercampur di ruangan itu. Entah mengapa ada yang janggal dengan kehadiran ibunda Mila yang seorang diri. Setelah reda luapan emosi kebahagian ibu dan anak pada waktu itu ibunda mila menjelaskan bahwa ayahnya Mila telah wafat sekitar 1,5 tahun lalu. Mila pun kaget mendengar kabar tersebut dan menangis kembali.
Ibunda Mila menjelaskan semenjak kaburnya Mila dari rumah mereka membuat ayahanda Mila depresi, stress dan karena Mila merupakan anak tunggal maka ayahanda terus memikirkannya dan ternyata penyakit jantungnya kumat dan setelah dilarikan ke rumah sakit ternyata sudah terlambat.
Betapa tragisnya cerita kehidupan Mila dan aku meninggalkan ruangan mereka untuk sejenak mengistirahatkan pikiranku. Di sebuah kursi rumah sakit yang berjajar rapih di sudut ruang tunggu aku duduk dan memejamkan mataku. Dan pada saat itu pikiranku melayang dan teringat aku dengan ayahku.
"Semoga saja kepergian Mila dari rumah yang berhujung dengan meninggalnya ayahnya keramahtullah tidak sama dengan kepergianku dari rumah." Tiba-tiba saja aku teringat…………
Tapi apa kabar June ya……..?(males banget sih mikirin nasib dia)
“July..bagaimana ke adaan teman kamu..?”suara June yang masih parau mengagetkanku dari arah bangku belakang.
“sejak kapan kamu duduk di situ..?? dengan kagetnya sehingga aku berdiri aku menjawab lelaki dibelakangku.
“sebelum kamu duduk di situ aku sudah duduk disini tapi karena aku melihat kamu lelah sekali jadi aku tidak berani menyapamu”jawabnya
apa kamu mendengar ucapan ku tadi..”
“ia tapi tidak semua”
“bagus lah, oh iya pertanyaanmu tadi mengenai temanku, alhamdulillah ibu dan anaknya sehat..”jawabku singkat ke arah lelaki itu
“syukurlah, maaf tadi aku tidak bisa membantu karena aku punya darah rendah dan aku dari kecil aku tidak terbiasa melihat darah dan pasti aku pingsan bila melihat darah sekecil apapun.
“Pantesan…”
“oh iya July..masalah pernikahan kita….”
”Pleas, June aku tidak mau membahasnya sekarang”
“maaf, tapi yang kamu ucapkan tadi benar mengenai ayah kamu..”
”ayahku…ayahku kenapa dengan ayahku”
“ayahmu kena serangan jantung”
“Innalilahiwainaliharajiun…”
tunggu...belum…..ayahmu memang kena serangan jantung tapi beliau masih hidup dan dari malam kau meninggalkan rumah sampai hari ini ayahmu sedang di rawat di rumah sakit.”
“syukurlah, alhamduliillah ayah masih ada..”
“tapi keadaannya makin hari makin memburuk terkadang ketika mengingat kamu, beliau tidak ingin makan dan tidak mau meminum obatnya. Oleh karena itu aku dan kakakmu membagi tugas untuk mencarimu dari teman-temanmu yang kami kenal. Dan sampailah aku di rumah temanmu yaitu Mila. Aku harap kamu bisa pulang dan menemui ayahmu apapun keputusan kamu nanti aku tidak akan memaksamu untuk menikah denganku.” baru kali ini aku mendengarkan perkataannya yang bijak.
“June tolong antar aku ke rumah sakit tempat ayahku di rawat, aku takut jika nanti kondisi ku sama dengan Mila yaitu tidak dapat melihat ayahku lagi” dengan cepat aku meraih tasku dan meminta lelaki itu untuk mengantarku.
Berpamitan sebenatar dengan Mila dan ibunya kemudian aku dan June meluncur ke rumah sakit tempat ayahku di rawat.
Tengah malam aku sampai di tempat tujuan dan langsung memasuki kamar tempat ayahku berbaring. Ku lihat ibu dan kakak ipar sedang berjaga menemani ayahku yang sedang tertidur pulas.
Ibuku langsung memelukku dan menangis ketika aku berdiri di depannya. Karena kondisi sudah malam kamipun tidak membangunkan ayah yang tengah asik terlelap dalam tidurnya dan kami pun berbincang sampai pagi menjelang. Kakak iparku segera menghubungi kakakku yang sudah tiga hari ini sibuk mencari kesana kemari mencariku. Sedangkan June semenjak kami tiba di rumah sakit sibuk menghubungi sanak keluarganya dan mengabarkan bahwa aku telah kembali. (lebay banget emang).
Kami berkumpul di ruangan inap tersebut ketika ayah membuka matanya pagi itu. Betapa senangnya ia melihat diriku dan betapa cemasnya diriku ketika membayangkan Jika sampai terjadi kondisi yang sama dalam hidupku seperti Mila yang kehilangan ayahnya atas tindakan bodohnya.
“ayah maafkan aku…maafkan tindakan bodohku, jikalau ayah memang menginginkan pernikahan ini maka aku rela asal ayah bisa kembali sembuh” dengan sedu sedan tangisanku seakan-akan ruangan banjir akan air mataku
beneran kamu mau terima pernikahan tersebut, baiklah ayah akan cepat sembuh” dengan cepat ayah langsung segar bugar seakan-akan tidak terjadi apa-apa.
“ap..ap…apa…ayah…aku tarik lagi perkataanku tadi…ayah….”dengan menyesal ternyata dengan perkataan ku tadi membawaku kembali ke dalam pernikahan itu lagi.

*****************
Dua minggu dari kesepakatan di rumah sakit itu, upacara pernikahanpun dilangsungkan kembali…….
Acara sambut menyambut sedang dilangsungkan dari mulai petasan, lempar-lempar pantun tapi yang sangat aku sayangkan kenapa tidak ada lempar bom di acara ini sehingga batal upacara pernikahan ini. Kejadian ini sama persis dengan kejadian tempo hari tapi ada satu yang beda, aku tidak ditinggalkan sendiri di kamar!!!!!!! Selain itu Jendela kamarku di pasang teralis!!
Biarlah semoga keputusan ini menjadi jalan yang terbaik untuk diriku. Dari kejadian tempo hari aku jadi belajar banyak hal mulai dari kabur, hari-hari bersama ibu hamil dan saat-saat genting melahirkan tanpa keluarga di sampingnya, kehidupan nyata yang terus membayangi kehidupan Mila. Dan yang jelas ayah dan ibuku lebih berharga dari apapun oleh karena itu semoga saja pernikahanku ini yang terbaik untuk semua orang.
Sudah waktunya aku keluar dan duduk di samping mempelai pria untuk duduk menghadap penghulu.
Saat pembacaan ijab kabulpun tiba, tapi pikiranku terus melayang dan memikirkan apakah semua ini nyata ataukah hanya sebuah mimpi sampai aku tersadar oleh sebuah kalimat.
“saya terima nikah dan kawinnya July binti Mahfud dengan mas kawin seberat10 gram dan seperangkat di bayar tunai!”dengan sekali ucap kalimat dari mulut June telah menyadarkanku bahwa aku sudah syah menjadi istrinya.
Bapak penghulupun segera meminta June untuk memakaikan cincin pernikahan kami ke jari manisku. Dan….
“kamu kenapa June”tanyaku bingung melihat kelakuannya yang seperti kehilangan sesuatu.
“cincin..”bisiknya
“cincin?jangan bilang kamu lupa bawanya!”ancamku
“maaf cincinmu yang waktu itu, aku baru ingat gara-gara kamu melarikan diri, cincin itu aku banting dan hilang entah ke mana”
Apa!! Baik kalau begitu pernikahan ini batal pak penghulu. Cincin pernikahan kami tidak ada.”dengan berbisik ke penghulu aku minta pernikahan ini dbatalkan ya mungkin aja ini jalan untuk kabur lagi
“tunggu nak July”suara seorang ibu berbisik di belakangku dan itu adalah ibunya June yaitu calon mertuaku.
ini pakai saja cincin ibu untuk menggantikan cincinmu”
tapi tadi yang disebutin kan10 gram kalau kurang berarti tidak sah ibu”jawabku berbisik
“tenang saja cincin ibu 15 gram dan kalung ini juga untuk kamu”jawabnya
“mendengar jumlahnya lebih besar dari seharusnya maka ya aku terima, setidaknya aku juga ingin bahagia atas pernikahanku.”

yang jelas Inilah awal pernikahanku yang berawal dari sebuah cerita tragis di pantai, menolong orang melahirkan dan belajar dari kehidupannya, dan sampai pula di pernikahan ini. Pernikahan yang tidak didasari cinta tapi didasari oleh kepatuhan seorang anak terhadap orang tuanya…..
A
pakah pernikahan ini bahagia..?ataukah sebaliknya..?...

Maungkin ke depannya banyak cerita kehidupanku yang akan menghiasi pernikahan ku dengan June dan semoga banyak cerita-cerita indah yang akan menghapiri kehidupanku selanjutanya

Wah.......kakak dan kakak iparku memberikan hadiah nikah tiket pulang pergi beserta akomodasi ke Korea................

Korea.....we are coming......................



To be continued



BY: irma

Sumber (hak cipta/copy right) : 
irma listiani (irmalistiani@gmail.com) (mamie-irma.blogspot.com)
(mo copas tulisan ini???monggo asal tulis sumbernya yahhhhh n follow my blog)

1 komentar:

  1. irma gw ketawa yg pas:
    "Kejadian ini sama persis dengan kejadian tempo hari tapi ada satu yang beda, aku tidak ditinggalkan sendiri di kamar!!!!!!! Selain itu Jendela kamarku di pasang teralis!!"

    kocak bgt d :D dah gtu july agak matre jg ya yg pas trnyata prhiasan cincin & kalung berat 15 gram :D

    ada hikmah plus kocak'a b(^__^)d

    BalasHapus